Maksud dari Lagu BIntang di Surga

Minggu, 22 April 2012
Bagikan Artikel :
Print Friendly and PDF
Lagu-lagu karya Peterpan memiliki ciri khas yang kuat, terutama dalam segi pemilihan kosakata yang dituangkan pada lirik. Tipis, nyaris menyentuh garis batas to the point. Sang lirik dapat mengandung unsur makna yang ganda dan dapat diinterpretasikan menjadi arti yang berbeda oleh tiap pendengarnya. Pengaruh Kahlil Gibran cukup kental dalam diri si pencipta lagu yaitu Ariel.
Untuk bahasan pertama, lagu Bintang di Surga nampak cocok untuk diuraikan. Karena alur lagu ini cukup kompleks dengan bahasa yang terlihat acak antar baitnya, sehingga butuh pendalaman untuk mengetahui arti pesan yang ingin disampaikan lewat lagu ini.

P.S
Makna yang saya tangkap bisa jadi berbeda dengan anda.

(1) Masih ku merasa angkuh 
Terbangkan anganku jauh 
Langit kan menangkapku 
Walau ‘kan terjatuh
 arti bait 1:
Kesan acuh terhadap sekitar, bahkan cenderung menghindari realita yang ada tercermin dalam pemilihan kata ‘angkuh’. Mungkin hal ini, sikap menarik diri dari lingkungan yang menyebabkan mimpi beserta angannya tak tercapai. ‘Langit kan menangkapku. Walau kan terjatuh.’ Ia berharap seseorang dapat mencoba menopangnya, menjadi tempatnya menggantungkan harapan. Namun, tak terjadi. Maka dari itu kata ‘Langit’ dipilih. Karena, walau ada ungkapan “Gantungkan mimpimu setinggi langit”, langit hanya ‘kan diam, walau ada namun tak perduli. 

(2) Dan bila semua tercipta 
Hanya untukku merasakan 
Semua yang tercipta 
Hampa hidup terasa 
 arti bait 2:
Di bait ini adalah bagian dimana ia bercerita tentang hidupnya. Lebih tepatnya berkata dalam hati, merefleksikan isi hati. Ia mengeluh, ia merasa kehidupan yang ia jalani kini tak memiliki alur yang jelas dan tanpa tujuan. Kekosongan menyertai langkahnya, ia merasa hidup ini tersisa hanya sekedar menunggu apa yang terjadi, bukan untuk mencipta sesuatu, atau dengan bahasa mudahnya “Ah, gimana nasib berbicara saja deh..” Hampa pun menyelimuti perasaan hatinya, ketika tak sedikitpun arti yang ia peroleh sejauh ini ia bernafas.

(3) Lelah tetapku mencari 
Arti untukku membagi 
Menemani langkahku 
Namun tak berarti 
 arti bait 3:
Dalam keadaan yang semakin tak menentu, pemilihan bahasa semakin lugas , memberi kesan bahwa ia dalam keadaan yang telah cukup pasrah akan hidupnya sekarang ini. Ia merasa lelah dalam pencariannya menemukan tempat untuk sekedar bercerita, berbagi canda tawa setiap waktunya. Walau terus berusaha, pada kenyataanya tak menuai hasil. Mungkin ini efek samping sikap angkuh yang tertera ‘di awal’ perjalanan ia memulai hidup

(4) Dan bila semua tercipta 
Tanpa harusku merasakan 
Cinta yang tersisa 
Hampa hidup terasa 
 arti bait 4:
Nyaris tak ada perbedaan dengan bait ke-2, yang membedakan hanyalah baris ke 2 & 3. Dari kedua bait tersebut, benang merahnya selalu berujung pada satu kata kunci yaitu, Hampa. Di bait ke 4 ini, jelasnya ia merasa hampa saat semua yang berlalu dalam kehidupannya bahkan tak menyisakan satu cintapun untuknya,sekalipun itu adalah cinta yang tersisa. 

(5) Bagai bintang di surga 
Dan seluruh warna 
Dan kasih yang setia 
Dan cahaya nyata 
 arti bait 5:

Inilah puncaknya. Dimana ia nyaris merasa depresi dan frustrasi
dengan segala hal yang terus membebani hidupnya. Ia memohon untuk dapat diberi jalan keluar dan mendapat sesuatu yang lebih baik. Bintang seringkali disimbolkan sebagai pengharapan, bahkan ada yang orang-orang yang senang memohon pada bintang jatuh. Maka, ‘pengharapan’ ini disandingkan dengan kata ‘di surga’, pusat dimana segala kebahagiaan terpancar yang konon berada di tingkatan langit ketujuh, begitu tinggi tentunya. Jika digabungkan, ‘Bintang di surga’ berarti ia berharap segala keinginannya ini dapat menjadi kenyataan. Kenginannya sangat menjulang untuk segera keluar dari rasa hampa yang menyelimuti, sudah terlalu muak ia hidup seperti ini.

(6) Oh bintang di surga 
Berikan cerita 
Dan kasih yang setia 
Dan cahaya nyata 
arti bait ke 6:
Kembali ia memohon, memohon dengan sangat. Ia berharap mendapat ‘sesuatu’ yang selama ini ada namun seolah tak tampak, ‘sesuatu’ itu ialah kasih sayang, perhatian lebih tepatnya. Di bait-bait sebelumnya ia berusaha mencari pegangan, tempat berbagi, tempat berkeluh kesah namun tak kunjung didapat. Walau sebenarnya ada orang-orang di sekelilingnya, namun tak ada respek yang mereka beri, kembali efek dari keangkuhan tadi. Maka ia meminta agar cahaya menjadi nyata dan nampak, menerangi dalam gelap yang kini ia lalui.
Kesimpulan:
“Bintang di Surga” adalah permohonan besar dari seorang yang kesepian Karakter orang di dalam penggalan lirik ini adalah tertutup / introvert. Berawal dari dirinya yang acapkali menarik diri dari pergaulan sekitar, hingga akhirnya ia merasa bahwa hidupnya tak lagi memiliki arti dan tujuan yang pasti. Dalam perjalanannya yang terus berlanjut, pencarian pada ‘arti’ itu tetap tak berujung. Bahkan ia sampai merasa tak lagi dicintai dan disayangi, ia merasa seorang diri. Hingga akhirnya ia hanya dapat memohon. Tersirat bahwa ia menyesali hal yang telah berlalu.
Lagu ini berakhir tanpa ada penjelasan apakah permohonannya tersebut terwujud atau tidak, dengan kata lain berakhir dengan ketidakpastian dari takdir hingga tak ada jalan lain baginya untuk menunggu nasibnya berputar apa adanya.
Memberi makna lain pula, bahwa sekedar permohonan dan doa itu tak cukup, membutuhkan usaha untuk mewujudkannya.


Artikel Terkait:

Sahabat Peterpan

Berbagi Tips dan Trik Menarik

Pengikut